Bandung, ibu
kotanya Jawa Barat,
tempat menarik yang dapat Anda kunjungi kapan saja sepanjang tahun. Itu karena
kota ini tidak hanya terkenal dengan panorama alam yang indah tetapi juga
menawarkan banyak daya tarik wisata yang patut Anda kunjungi. Bandung
dapat memberikan pengalaman tersendiri yang unik karena memang itulah yang
diharapkan warga Bandung kepada setiap pengunjung yang datang.
Bandung mulai
tumbuh sebagai sebuah kota sejak akhir abad ke-19 dimana awalnya diarahkan
menjadi kota administratif Hindia Belanda juga sebagai kawasan tujuan wisata.
Bandung terhampar 768 meter di atas permukaan laut yang menjadikannya berudara
sejuk. Berjajarnya bangunan kuno bergaya Art Deco dengan sejarahnya sendiri dilengkapi beraneka tempat
makan dan tempat berbelanja di berbagai sudut kota. Itulah sebab kota ini
memang layak dinisbahi sebagai “Paris
of Java” atau Parijs van Java.
Saat ini
Bandung menjadi salah satu kota wisata tersibuk di Indonesia. Terlebih sejak
dibukanya Tol Cipularang yang menghubungkan Bandung-Jakarta sehingga banyak warga Jakarta
datang saat akhir pekan ke Bandung untuk berjalan-jalan, bersantai, atau
menghilangkan kepenatan dari rutinitas Ibukota yang sesak.
Sebuah
kaleidoskop penuh warna dapat Anda mulai dari tempat perbelanjaan (factory outlet, butik, distro, dan mall), gemerlapnya malam, berbagai macam kuliner bercita rasa,
bangunan-bangunan berarsitektur Art
Deco yang megah, juga kesenian tradisional
yang mengagumkan merupakan alasan mengapa Anda selayaknya datang ke kota unik
ini.
Jangan
lewatkan untuk mengamati bagaimana langgam Art Deco dari bangunan-bangunan di Kota Bandung. Langgam Art Deco cukup populer di Indonesia, khususnya pada gedung-gedung lama hasil
rancangan arsitek Belanda di Indonesia sekitar tahun 1920-an. Banyak gedung
yang didirikan dari periode tersebut dianggap mewakili arsitektur Art Deco, dan koleksi terlengkap konon terdapat di Kota Bandung.
Lagam Art Deco yang berasal dari Perancis merupakan suatu campuran arsitektur yang
mengagumkan dari beragam gaya, termasuk gaya Eropa masa lampau, arsitektur
Maya, Aztec, dan China, serta gaya modern yang dipengaruhi kubisme, futurisme,
dan ekspresionisme. Amati oleh Anda bagaimana gaya dekoratifnya yang megah dan
elegan ini memiliki karakter bentuk geometris yang kuat, warna mencolok, dan
garis yang tajam.
Tahun 2001
Kota Bandung dianugerahi predikat peringkat 9 dari 10 World Cities of Art Deco sebagai kota yang banyak memiliki
koleksi gedung lama berlanggam Art
Deco. Beberapa
gedung yang sering ditafsirkan berlanggam Art Deco di Bandung adalah Hotel
Preanger, Hotel Savoy Homann, Bank
Jabar, Jaarbeurs, Gedung
Merdeka, serta
beberapa pertokoan lama di sepanjang Jalan
Braga.
Khusus untuk
Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, tempat berlangsungnya Konferensi
Asia Afrika pertama tahun 1955, awalnya bernama Societeit Concordia. Dibangun tahun 1895 sebagai gedung klub, kemudian
direkonstruksi tahun 1921 oleh CP
Wolff Schoemaker.
Nuansa konservatif terlihat kental pada pintu masuk utama dengan adanya pilar
silinder sederhana bergaya Eropa yang dipercantik dengan lampu kaca pada
puncaknya. Demikian juga tempelan ornamen berbentuk geometris pada
bidang-bidang vertikal yang memisahkan jendela-jendela memperlihatkan unsur
Eropa, gabungannya dengan aksen tradisional berupa ukiran-ukiran pada bagian
sudut atas bangunan tampak menarik walaupun tidak dominan. Pada bagian sisi
kanan terlihat kesederhanaan unsur modern dengan massa bangunan yang berbentuk
bundar dan melingkar mengikuti pola jalan, berbeda dengan penyelesaian massa
pada sisi kiri yang cenderung klasik. Selain anda mengamati arsitekturnya maka
jangan ragu untuk masuk ke dalam museumnya mengingat kembali bagaimana
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika yang pertama kali dan telah mempengaruhi
pandangan politik negera-negara di Asia dan Afrika
0 komentar:
Posting Komentar